MAKALAH KONSEP
MINIMISASI BIAYA
Tugas Mata Kuliah :
Ekonomi Produksi
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK
I
v AIGA FADILLAH
v CINTA R TARIGAN
v EVA PERONICHA SARAGIH
v FAHRUR ROZI
PENDIDIKAN
EKONOMI A REGULER
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Produksi adalah proses
kombinasi dan koordinasi material-material dan kekuatan-kekuatan (input,faktor
produksi,sumber daya,atau jasa-jasa produksi) dalam pembuatan suatu barang atau
jasa (output/ produk).Produksi sangat penting bagi kelangsungan hidup dan juga
peradaban manusia. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya
manusia dengan alam.
Kegiatan produksi
merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksi
menghasilkan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa
produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk
menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor
produksi.
Fungsi produksi
menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan output yang dapat
dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu.Dalam teori produksi memberikan
penjelasan tentang perilaku produsen tentang perilaku produsen dalam
memaksimalkan keuntungannya maupun mengoptimalkan efisiensi produksinya.
Istilah biaya bisa
diartikan dengan sebagai cara dan pengertian yang tepat akan berubah-ubah, tergantung pada
bagaimana penggunaan biaya tersebut. Biasanya, biaya berkaitan dengan tingkat
harga suatu barang yang harus dibayar. Jika kita membeli sebuah produk secara tunai
dan kemudian segera menggunakan produk tersebut, maka tidak akan ada masalah yang timbul dalam pendefinisian dan
pengukuran biaya produk tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Strategi
pengendalian biaya
Biaya produksi atau
operasional dalam sistem industri memainkan peran yang sangat penting, karena
ia menciptakan keunggulan kompetitif dalam persaingan antar industri dalam
pasar global. Hal ini disebabkan proporsi biaya produksi dapat mencapai sekitar
70% – 90% dari biaya total penjualan secara keseluruhan, sehingga reduksi biaya
produksi melalui peningkatan efisiensi akan membuat harga jual yang ditetapkan
oleh produsen menjadi lebih kompetitif.
Beberapa strategi
pengendalian biaya produksi dapat menggunakan skenario berikut ini :
a. biaya harus dipandang sebagai keuntungan potensial (potential profit),
bukan sekedar pengeluaran atau ongkos produksi yang memang harus dikeluarkan.
dengan demikian reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan
meningkatkan keuntungan.
b. Setelah persepsi tentang biaya produksi diatas berubah, manajemen harus
melaksanakan aktivitas produksi bernilai tambah (bukan sekedar mengubah input
menjadi output) dengan jalan berproduksi pada biaya produksi yang minimum.
Dengan cara ini perusahaan akan meningkatkan daya saing melalui strategi
penetapan harga (pricing strategy) yang kompetitif di pasar.
c. Keunggulan kompetitif produk dipasar akan meningkatkan pangsa pasar (market
share) yang berarti akan meningkatkan penerimaan total (TR) dari penjualan
produk itu.
d. Strategi reduksi biaya produksi dan penetapan harga produk yang kompetitif
dipasar akan meningkatkan keuntungan perusahaan, karena keuntungan perusahaan
adalah benefit antara TR dan Total Cost (TC).
Dengan demikian strategi di atas harus
dilakukan melalui scenario :
melaksanakan aktivitas produksi pada tingkat biaya produksi minimum,
melaksanakan aktivitas produksi pada tingkat biaya produksi minimum,
a. Menetapkan harga produk yang kompetitif di pasar,
b. memperluas pangsa pasar (market share) melalui keunggulan kompetitif
(meningkatkan daya saing terus menerus),
c. memperoleh penerimaan total (TR) yang terus meningkat,
d. memperoleh keuntungan (net benefit) yang terus meningkat,
e. meningkatkan kesejahteraan bagi
stakeholders
2.1 Pengertian Biaya
Jadi biaya
adalah jumlah yang dibayarkan untuk sesuatu / harga pasar yang wajar dari sesuatu yang
diberikan sebagai pengganti dari sesuatu yang dietrima . dengan demikian
dalam pengertian ini ada 3 unsur yang perlu di perhatikan,
a. Biaya tenaga kerja.
Pengeluaran upah dan gaji adalah
pengeluaran langsung dan dengan demikian pengeluaran ini menjadi biaya
produksi.ekonom menganggap bahwa pembayaran-pembayaran teersebut sebagai biaya
eksplisit (jasa tenaga kerja,di bayar paada tingkat upah)dan di asumsikan bahwa
tingkat upah ini adalah jumlah yang akan di terima para pekerja dari alternatif
penggunaan berikutnya.
b. Biaya modal
c. Biaya kepengusahaan.
Pemilik perusahaan berhak untuk
mendapatkanatas apa yang tersisa dari penerimaan setelah dikurangi dengan
seluruh pengeluaran biaya.
3.1. Macam- macam biaya
1. Biaya tetap (fc=fixed cost)
Biaya tetap adalah seluruh
perbelanjaan-perbelanjaan yang besarnya tetap berapapun jumlah output yang
dihasilkan. Contoh-contoh bagi fixed cost (biaya tetap) ini
dalam kenyataan adalah misalnya: sewa (rent), asuransi (insurance),
biaya pemeliharaan (maintenance cost), biaya penyusutan barang-barang
modal (depreciation) biaya bagi hasil (profit sharing), gaji
(baik gaji karyawan tetap maupun biaya gaji pemimpin, dan sebagainya
2. Variable Cost/VC ( Biaya Variabel)
Variable cost merupakan
biaya untuk pengadaan atau pembelian sumber-sumber variabel atau variable
resuorces yang besarnya berubah-ubah sesuai output yang dihasilkan
dengan perkataan lain, besarnya biaya variabel itu berbanding lurus (atau
berjalan searah) dengan besarnya jumlah output yang dihasilkan. Contoh-contohvariable
cost antara lain: upah, bahan-bahan mentah, bahan bakar,
transportasi dan sebagainya.
3. Total Cost/TC (Biaya Total)
Biaya total merupakan penjumlahan dari
semua jenis biaya yang ada, yaitu penjumlahan seluruh biaya yang dikeluarkan,
baik untuk fixed resources maupunvariable resources.
4. Average Fixed Cost/AFC ( Biaya Tetap Rata-rata)
Biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap
untuk setiap satuan output yang dihasilkan. Dengan demikian, biaya tetap
rata-rata atau AFC diketahui dengan cara membagi biaya tetap dengan
jumlah output..
5. Average Variable Cost/AVC ( Biaya Variabel Rata-rata)
Biaya variabel rata-rata adalah besarnya
biaya variabel untuk setiap satuan output yang dihasilkan.
6. Average Cost/AC ( Biaya Rata-rata)
Biaya rata-rata adalah
besarnya biaya total persatuan output yang dihasilkan.
7. Marginal cost/MC (Biaya Marginal)
Istilah marginal itu selalu diartikan
sebagai additional atau extra, yakni
tambahan. Dengan kata lain marginal cost adalah pertambahan
biaya total untuk satu satuan output.
Pilihan input yang meminimumkan biaya
Untuk meminimumkan
biaya produksi, perusahaan seharusnya memilih sebuah titik pada
isokuan yang memiliki biaya paling rendah. Artinya perusahaan perlu mencari
semua kemungkinan kombinasi input untuk mendapatkan kombinasi biaya termurah.
Sebuah perusahaan di asumsikan memilih
kombinasi modal (G) dan tenaga kerja (S) yang meminimisasi biaya total. Kondisi
meminimisasi ini aaddalah ketika tingkat S dapat di subsitusikan untuk G,adalah
sama dengan line 2yang bersinggungan dengan line I di titik O.Kita dapat
melihat bahwa kombinasi G dan S tersebut yang menjaga biaya total tetap
konstan, terletak di sepanjang garis lurus dengan slope U2.terlihat jelas dari
gambar tersebut bahwa biaya total minimum untuk menghasilkan suatu barang
dengan kombinasi G dan S, diberikan oleh U2 ketika kurva biaya total
bersinggungan dengan isokuannya.
A. Periode Produksi dan Biaya Jangka Pendek
Periode jangka pendek
merupakan periode dimana perusahaan tidak mempunyai cukup waktu untuk mengubah
kapasitas pabrik, namun dapat mengubah tingkat penggunaan input tertentu. Misalnya menambah atau mengurangi tenaga kerja.
Produk marginal (marginal
product = MP) yaitu tambahan output atau produk total
akibat tambahan satu satuan tenaga kerja atau tambahan satu faktor produksi
variable.
MP = d(TP)/d(L)
Produk rata-rata per tenaga kerja (average product
= AP) merupakan pembagian produk total dengan jumlah tenaga kerja yang
digunakan untuk memproduksi.
AP = TP/L
Biaya total (total cost = TC) merupakan
penjumlahan biaya variabel total (TVC) dan biaya tetap total (TFC). Biaya
variabel total (TVC) merupkan biaya yang berubah seiring perubahan output yang
diproduksi. Misalnya pembayaran bahan baku, bahan bakar, tenaga kerja, dll.
Sedangkan biaya tetap total (Total Fixed Cost = TFC) merupakan
biaya yang tidak berubah karena perubahan output. Misalnya pembayaran sewa,
penyusutan gedung dan peralatan-peralatan lain, premi asuransi, gaji manager
puncak. Biaya total atau total cost (TC) dirumuskan dengan
TC = TVC+TFC
Biaya tetap
rata-rata (AFC) merupakan pembagian biaya tetap total dengan kuantitas output
yang bersangkutan (Q).
AFC = TFC/Q
Biaya variable
rata-rata (AVC) merupakan pembagian biaya variable total dengan output yang
bersangkutan.
AVC =TVC/Q
Kurva AVC berbentuk huruf U. Mula-mula
kurva AVC turun mencapai minimum karena hanya memerlukan tambahan
faktor produksi variable yang lebih sedikit untuk memproduksi setiap tambahan output
dan kemudian kurva AVC naik karena ada Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun
yang memerlukan semakin banyak pengunaan faktor-faktor produksi variable untuk
memproduksi setiap satuan output tambahan.
Biaya total
rata-rata yaitu pembagian biaya total (TC) dengan output total (Q). Biaya total
rata-rata ini juga dapat diperoleh dengan menambahkan biaya tetap rata-rata
(AFC) dengan biaya variable rata-rata (AVC).
AC= TC/Q = AFC + AVC
Dari soal diatas
besarnya AC dapat dihitung.
AC = TC/Q
Kurva AC berbentuk
huruf U yang terletak diatasnya kurva AVC. Jarak vertikal antara keduanya
berupakan besarnya FC pada seiap tingkat output.
Biaya marjinal
merupakan tambahan biaya yang diperlukan untuk memproduksi satu satuan output
tambahan.
MC = dTC/dQ
Hubungan antara
biaya marjinal dan produk marjinal
Bila produk
marjinal naik maka biaya marjinal mengalami penurunan, dan bila produk marjinal
turun maka biaya marjinal mengalami kenaikan pada penambahan dari penggunaan
tenaga kerja. Kurva biaya marjinal berbentuk U sedangkan kurva produk marjinal
berbentuk U terbalik. Kurva biaya marjinal mencapai titik minimum pada saat
kurva produk marjinal mencapai maksimum.
Hubungan antara AVC, AC, dan MC
Kurva MC memotong
kurva AVC dan AC pada titik minimum. Bila besarnya biaya marjinal (MC) lebih
kecil dari biaya total rata-rata (AC) maka AC akan turun. Bila biaya marjinal
(MC) lebih besar dari biaya total rata-rata (AC) maka AC akan naik.
A. Periode Produksi dan Biaya Jangka Panjang
Pada periode produksi jangka panjang, perusahaan dapat
mengubah kapasitas pabrik dengan menambah atau mengurangi kapasitas pabrik
tersebut dan semua faktor produksi bersifat variable. Misalnya perusahaan hanya
menggunakan dua faktor produksi berupa tenaga kerja dan kapital. Fungsi
produksi perusahaan tersebut adalah:
Q = f(K,L)
Kurva isoproduk merupakan kurva yang
menunjukkan kombinasi dua faktor produksi (kapital dan tenaga kerja) yang dapat
digunakan untuk menghasilkan kuantitas output yang sama.Kurva isoproduk berlereng menurun dan berbentuk cekung
ke arah titik asal. Antara faktor produksi tenaga kerja dan kapital dapat
saling menggantikan. Misalnya di pabrik tekstil, dalam menghasilkan output yang
sama dapat menggunakan lebih banyak mesin-mesin untuk mengganti faktor produksi
tenaga kerja. Derajat subtitusi menurun (marginal rate of technical
substitution = MRTS) dapat diukur dengan (∆L/∆K).
MRTSL,K =
MRTSL,K = derajat penggantian L oleh K, ∆L= perubahan L,
∆K = perubahan K. Kurva isobiaya adalah kurva yang menunjukkan kombinasi faktor
produksi yang dapat dibeli dengan tingkat pengeluaran tertentu. Kurva isobiaya
berlereng menurun karena dengan sejumlah pengeluaran tertentu, bila kuantitas
faktor produksi tenaga kerja yang dapat dibeli bertambah maka faktor produksi
kapital yang dapat dibeli berkurang.
TC = (PK.K + PL. L)
PROPERTAS FUNGSI BIAYA
Fungsi biaya mempunyai
beberapa propertas seperti :
1. Meningkatkan searah dengan
Y.Jika Y meningkat , maka C juga meningkat ∂C/∂Y > 0. Ini berarti bahwa MC (marginal
cost) adalah positif.
2.Tidak menurun terhadap harga
input.Jika harga baru dari harga atau input sebelumnya (w) , maka TC yang baru
tidak akan menurun . jika w’ ≥ w maka c (W’,Y)≥c(w,Y)
3.Mempunyai homogenitas derajat 1
terhadap w. jika harga factor input meningkat sebesar t kali, maka TC juga akan
meningkat sebesar t kali seperti berikut :
C*(tw1,……twn,Y)≡tw1X1* (tw1,…..,twn,Y)
+,….,+(twnX*n(tw1,…..,twn,Y)
Karena factor input Xi* mempunyai
property derajat homogenitas terhadap wi, maka Xi* (twi,Y), Sehingga
C*(tw1,……twn,Y)≡t × .
(, ....., , Y) + ..... + .
(..... , , Y )
≡tC*(w1,….,wn,Y)
Secara umum untuk n factor input ,
property ini dapat di tulis :
C*(Өw,Y) ≡ӨC*(w,Y)
4.Berbentuk cembung terhadap w
Jika c =w1X1+w2X2. Grafik fungsi biaya
dapat digambarkan dengan harga input yang bervariasi yaitu w1 dan harga input
lain yang konstan, yaitu w2, maka w2X2 adalah titik potong dari kurvanya dan
kemiringan kurvanya adalah sebesar X1. Fuingsi ini dapat di sebut dengan fungsi
biaya pasif.
Sekarang pertimbangkan lagi
C*=w1X1*+w2X2*. Karna fungsi ini merupakan fungsi biaya minimum, maka fungsi
tidak akan berada di atas fungsi biaya pasif. Karena fungsi biaya pasif adalah
garis lurus, dan C*(w1,w2,Y) tidak mungkin terletak di atasnya dan keduanya
bersinggungan pada titik w1*, maka fungsi C*(w1w2,Y) berbentuk cembung terhadap
w *
BAB III
PENUTUP
Biaya produksi atau
operasional dalam sistem industri sangat memainkan peranan penting, karena
menciptakan keunggulan kompetitif dalam persaingan antar-industri di pasar
global. Hal ini disebabkan proporsi biaya produksi dapat mencapai sekitar 70% -
90% dari biaya total penjualan secara keseluruhan, sehingga reduksi biaya
produksi melalui peningkatan efisiensi akan membuat harga jual yang ditetapkan
oleh produsen menjadi lebih kompetitif.
Biaya dalam ekonomi
manajerial mencerminkan efisiensi sistem produksi, sehingga konsep biaya juga
mengacu pada konsep produksi, hanya apabila pada konsep produksi kita
membicarakan penggunan input secara fisik dalam menghasilkan output produksi,
maka dalam konsep biaya kita menghitung penggunaan input itu dalam nilai
ekonomi yang disebut biaya. Sesuai dengan konsep produksi jangka pendek, di
mana terdapat input tetap (fixed inputs) dan input variabel (variable inputs),
maka pada dasarnya biaya yang diperhitungkan dalam produksi jangka pendek
adalah biaya tetap (fixed costs) dan biaya variabel (variable costs).
Konsep biaya jangka
panjang diperlukan oleh manajer untuk menentukan skala operasi dari suatu
perusahaan. Dalam membuat keputusan jangka panjang, manajer harus mengetahui
biaya produksi minimum dalam memproduksi setiap tingkat output tertentu. Biaya
jangka pendek diturunkan dari produksi jangka pendek, sedangkan biaya jangka
panjang dari jalur perluasan jangka panjang (long-run expansion path).
Analisis biaya jangka
panjang sangat penting untuk mengetahui apakah suatu perusahaan beroperasi pada
skala usaha yang ekonomis (economies of scale) atau tidak ekonomis
(diseconomies of scale). Skala usaha ekonomi terjadi apabila perluasan usaha
atau peningkatan output akan menurunkan biaya rata-rata jangka panjang (LAC).
Sebaliknya skala usaha tidak ekonomis terjadi apabila perluasan usaha atau
peningkatan output akan meningkatkan biaya rata-rata jangka panjang (LAC).
DAFTAR PUSTAKA
· Nicholson, Walter.2000. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya,
edisi kedelapan. Jakarta:penerbit Erlangga.
· http://cfasyifa.wordpress.com/2011/12/02/break-even-point-bep/
· Rahardja, Prathama. Ekonomi, Edisi keempat.Jakarta: PT.Intan Pariwara
· www.ekomarwanto.com/2012/04/teori-biaya-produksi.html
· http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4111/menu3/maksimisasi%20keuntungan.htm
· http://syukronali.files.wordpress.com/2010/05/toeri-biaya-dan-produksi.docx
· Tasman Aulia.2008.Ekonomi Produksi,Analisis,Efisiensi
dan Produktivitas.Jakarta:Candra Pratama
hahahahaha makasih ya ka
BalasHapussama-sama diks
Hapushttps://evaperonicha.blogspot.com/2019/01/contoh-rpp-prakarya-kelas-x-kurikulum.html?m=1
BalasHapusHay kak. Ayok belajar ekonomi. Silahkan kunjungi blog inj .terimakasih
infonya sangat bermanfaat bagi ane
BalasHapussolder uap 2in1