Powered By Blogger

Senin, 11 April 2016

Analisis Komoditas Unggulan Berdaya Saing
Di Kota Medan




                        Oleh :
                        Kelompok 6

                       

                        Pendidikan Ekonomi
                        A Reguler



                       


                        FAKULTAS EKONOMI
                        UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
                        2015
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Analisis Komoditas Unggulan Berdaya Saing di Kota Medan”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Muhammad Yusuf, M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Pembelajaran yang telah memberikan bimbingan dan arahannya selama perkuliahan maupun dalam penyusunan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga dari kelompok penulis atas dukungan motivasi maupun materil sehingga penulis dapat berkuliah dan menyelesaikan makalah ini.
Dan tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelas Pendidikan Ekonomi A Reguler Universitas Negeri Medan serta pihak - pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan datang. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.


Medan, Desember 2015




Penulis
(Kelompok 6)




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….3
1.1        Latar Belakang Masalah……………………………………………..…………3
1.2        Tujuan Penelitian…………………………………………………………….....3
1.3        Manfaat Penelitian…………………………………………………………….....4
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………………………………5
2.1        Komoditas Unggulan…………………………………………………...……5
2.2        Revealed Comparative Adventage (RCA)…………………………………6
2.3        Market Concentrate Industries (MCI) ………………………………………7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………………………………..8
3.1        Ruang Lingkup Penelitian …………………………………....………………..8
3.2        Teknik Pengumpulan Data……………………………………..…….…………8
3.3        Model Analisis………………………………………………....………………..8
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN………………………………………………..10
4.1        Profil Kota Medan…………………………………………………………….10
4.2        Analisis Location Quotient (LQ)…...............………………………………….17
4.3        Analisis Revealed Comparative Adventage (RCA)…………...………………19
4.4        Analisis Market Concentrate Industries (MCI)................…………………….20
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………..21
5.1        Kesimpulan……………………………………………………………….21
5.2        Saran……………………………………………………………………22
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..23
           
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Kota Medan adalah salah satu kota metropolitan di Indonesia dan merupakan ibukota dari provinsi Sumatera Utara. Sebagai sebuah kota, Medan mewadahi berbagai fungsi, yaitu, sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi kepariwisataan, serta berbagai pusat perdagangan regional dan internasional.
Kota Medan merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia, maka seperti kota besar pada umumnya, Medan memiliki kawasan industri. Untuk mengantisipasi perkembangan industri dan kebutuhan lokasi berusaha yang lebih besar, pemerintah kota menyediakan Kawasan Industri Baru (KIB), yang terletak di Kecamatan Medan Labuhan. Untuk kegiatan industri kecil pun tersedia Perkampungan Industri Kecil (PIK) yang terletak di Kecamatan Medan Denai. Ada satu kawasan industri di Medan yaitu Kawasan Industri Medan (KIM) dekat Pelabuhan Belawan. Kota Medan dinilai sebagai kota yang aman untuk berinvestasi di Indonesia.
Seperti diketahui, dengan status Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia maka wajar bila arahan pembangunan kota lebih menitikberatkan pada sektor industri, apalagi dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang ada. Untuk mengetahui bagaimana sector industry di kota Medan serta komoditas unggulan dari kota Medan  maka akan dibahas dalam makalah (laporan penelitian) ini.

1.2  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah:
1.      Mengetahui profil kota Medan sampai pada tahun 2014.
2.      Mengetahui komoditas unggulan dari sector industri di kota Medan dengan menggunakan formula Location Quotient (LQ).
3.      Mengetahui komoditas unggulan yang berdaya saing dari sector industri di kota Medan dengan menggunakan formula Market Concentrate Industries (MCI).
4.      Mengetahui komoditas ekspor dari sector industri di kota Medan dengan menggunakan formula Revealed Comparative Adventage (RCA).


1.3  Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari adanya kajian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Mengetahui komoditas unggulan di kota Medan.
2.      Memberikan masukan bagi pengambil keputusan / kebijakan terkait produk unggulan kota Medan.
3.      Memberikan data dan informasi tentang potensi produk unggulan kota Medan.





BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Komoditas Unggulan
            Untuk menentukan arah dan sasaran pembangunan yang ditetapkan berdasarkan tujuan diperlukan kebijaksanaan semaksimal mungkin. Dalam hubungan itu, potensi daerah merupakan dasar pertimbangan utama. Kecepatan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi setiap daerah dalam hubungan ini adalah provinsi sangat ditentukan oleh potensi yang ada. Oleh karena potensi daerah sangat bervariasi, maka permasalahan sudah tentu berbeda  sehingga sasaran setiap daerah haruslah berbeda pula. Banyak faktor yang menentukan seberapa jauh perbedaan potensi masing-masing daerah, perbedaan akan ditentukan oleh sumber daya tersedia di masing-masing daerah.
            Cara yang paling sederhana dalam ekonomi regional adalah dengan menggunakan koefisien lokasi (location Quotient). Melalui koefisien lokasi diperoleh suatu kesimpulan analisa bahwa daerah X lebih berpotensi untuk dikembangkan dari daerah Y. Walaupun analisa melalui koefisien lokasi masih banyak mengandung kelemahan, namun dengan melihat variabel utama sebagai pertimbangan cara ini cukup memadai sebagai landasan mengatakan, mengapa daerah X yang dikembangkan mengapa tidak daerah Y.
            Apabila angka koefisien lokasi diperoleh lebih besar dari satu berarti maka kegiatan tersebut merupakan potensi pembangunan yang cukup untuk dikembangkan. Sebaliknya apabila daerah kecil dari satu dianggap kurang berpotensi.
            Location Quotient tersebut dapat dihitung melalui rumusan sebagai berikut:
LQ  =

Keterangan:
LQ    = Indeks mengukur spesialisasi suatu sektor
yri     = Total nilai tambah sektor i di kabupaten/kota
y r     = Total nilai tambah kabupaten/kota
yni     = Total nilai tambah sektor i di Provinsi
yn      = Total nilai tambah di Provinsi    
                             
LQ merupakan indikator awal untuk menentukan posisi surplus/deficit suatu daerah dalam hal konsumsi tertentu. Angka LQ > 1 untuk sektor tertentu menunjukkan keadaan surplus, yaitu proporsi sektor yang bersangkutan melebihi proporsi sektor yang sama di nasional, atau menunjukkan keunggulan komperatif sektor tersebut.
Apabila kita menggunakan data employment, maka formula LQ adalah :
LQ =
Keterangan:
EiR = jumlah tenaga kerja pada sektor I di daerah R
ER  = jumlah tenaga kerja di daerah R
ENi = jumlah tenaga pada sektor I di daerah referensi N
EN  = jumlah tenaga kerja di daerah referensi N

2.2 Revealed Comparative Advantage (RCA)
Revealed Compatative Advantage (RCA) adalah angka yang menunjukkan tingkat keunggulan komparatif suatu komoditas ekspor dari negara tertentu dibandingkan dengan konoditas yang sama dari seluruh negara lainnya dunia. Angka RCA berkisar dari 0 sampai dengan positif tak terhingga. Angka RCA yang kurang dari 1 berarti bahwa komoditas ekspor tidak memiliki keunggulan komparatif. Angka RCA sama dengan 1 mengindikasikan bahwa komoditas ekspor memiliki keunggulan komparatif yang sama dengan rata-rata semua negara didunia. Dengan angka RCA lebih besar dari 1 memiliki makna bahwa komoditas ekspor memiliki keunggulan komparatif yang lebih tinggi dibandingkan dengan keunggulan komparatif negara-negara lainnya.
Rumus menghitung RCA adalah :
RCA =
Keterangan:
XiN             = nilai ekspor komoditas i dari negara N
XN             = nilai ekspor semua komoditas dari negara N
XiW            = nilai ekspor komoditas I dari seluruh negara (dunia)
XN             = nilai eksopor semua komoditas dari seluruh negara (dunia)


2.3 Market Concentrate Industries (MCI)
Angka Indeks Konsentrasi Pasar (IKP) atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Market Concentrate Industries (MCI) adalah sebuah ukuran untuk mengetahui derajat kestabilan penerimaan ekspor suatu komoditas. Analisis ini mengukur besarnya dampak yang diakibatkan oleh gangguan terhadap penerimaan ekspor. Suatu komoditas dianggap rentan jika sangat tergantung atau terkonsentrasi kepada satu atau beberapa pasar tertentu, karena dengan adanya gangguan yang relative kecil saja akan sangat mempengaruhi volume maupun nilai ekspor.
IKP dirumuskan sebagai berikut :
IKPi = 2
Keterangan:
IKPi           = indeks konsentrasi pasar komoditas ke –i
Xij              = ekspor komoditas i ke negara tujuan j
Xi              = total ekspor komoditas
Koefisien tertinggi yang dapat dicapai adalah satu, berarti bahwa ekspor komoditas I hanya tertuju ke satu negara tujuan. Semakin kecil nilai keofisien yang diperoleh, menunjukkan semakin banyak negara tujuan ekspor komoditas tersebut, yang berarti semakin baik. Angka terendah terjadi kalu pangsa pasar setiap negara tujuan persis sama, sehingga angkanya 1 / , dimana N adalah banyaknya negara tujuan ekspor. Untuk kenyamanan dalam melakukan analisis, biasanya angka koefisian dikalikan dengan 100.
Untuk melihat keunggulan DOB maka dilakukan dengan pendekatan Loqation Quotion (LQ) untuk setiap sektor ekonomi atau sub-sektor ekonomi. Dan untuk melihat dampak DOB terhadap perekonomian daerah digunakan analisis regresi dengan variabel bebas investasi pemerintah dan peningkatan investasi swasta, Dengan penggunakan persamaan regresi diatas dapat digunakan peramalan prospek ekonomi DOB ke depan. Penggunaan analisis ini dikaitkan dengan SWOT analisis untuk memperkuat dan mengeliminir kelemahan-kelemahan dari model analisis jangka panjang akan yang digunakan.





BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1  Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komoditi unggulan serta untuk melihat sejauh mana daya saing dari komoditi unggulan tersebut.  Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait berupa laporan tahunan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara dan BPS Medan. Data penelitian ini merupakan data time series.

3.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik studi pustaka untuk mencari sumber dokumen.

3.3 Model Analisis
Untuk melihat komoditi  unggulan  kota Medan digunakan rumus Location Quotient (LQ) sebagai berikut :
                   LQ =
Keterangan:
LQ    = Indeks mengukur spesialisasi suatu sektor
yri     = Total nilai tambah sektor i di kabupaten/kota
y r     = Total nilai tambah kabupaten/kota
yni     = Total nilai tambah sektor i di Provinsi
yn      = Total nilai tambah di Provinsi    

Hasil perhitungan LQ menghasilkan tiga (3) criteria yaitu :
1.      LQ>1 : artinya komoditas itu menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan komoditas memiliki keunggulan memenuhi kebutuhan wilayah bersangkutan. Akan tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah.
2.      LQ=1 : Komoditas itu tergolong non basis, tidak memiliki keunggulan komperatif. Produksinya hanya cukup untuk memenuhi wilayah sendiri dan tidak mampu untuk diekspor.
3.      LQ<1 : Artinya komoditas itu juga termasuk non basis. Produksi komoditas disuatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar daerah untuk Komoditas tersebut.
Komoditas yang menghasilkan LQ>1, maka komoditas tersebut akan sangat menguntungkan daerah tersebut.karena semakin tinggi LQ di daerah tersebut maka akan semakin tinggi pula potensi keunggulan komoditas tersebut di daerah itu.

Untuk mengalisis penguasaan pasar dari setiap  komoditas digunakan rumus :
IKPi = 2
Keterangan:
IKPi           = indeks konsentrasi pasar komoditas ke –i
Xij              = ekspor komoditas i ke negara tujuan j
Xi              = total ekspor komoditas

Sedangkan untuk melihat komoditi unggulan yang berdaya saing maka digunakan formula :
RCA =
Keterangan:
XiN             = nilai ekspor komoditas i dari negara N
XN             = nilai ekspor semua komoditas dari negara N
XiW            = nilai ekspor komoditas I dari seluruh negara (dunia)
XN             = nilai eksopor semua komoditas dari seluruh negara (dunia)



BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Kota Medan
Keadaan Geografi
Kota Medan terletak antara 3º.27’ - 3º.47’ Lintang Utara dan 98º.35’ - 98º.44’ Bujur Timur dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut.
Kota Medan merupakan salah satu dari 33 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km². Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara, selatan, barat dan timur.
Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.

Iklim
Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun BBMKG Wilayah I pada tahun 2014 yaitu 20,0 °C dan suhu maksimum yaitu 35,2 °C serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya yaitu 21,8 °C dan suhu maksimum yaitu 32,3 °C.
Kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata 75 - 81%, dan kecepatan angin rata-rata sebesar 1,20 m/sec, sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 111,13 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2014 per bulan 14 hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 170 mm.

Pemerintahan
Administrasi pemerintahan Kota Medan yang dipimpin oleh seorang Walikota pada saat ini terdiri atas 21 kecamatan dengan 151 kelurahan yang terbagi dalam 2001 lingkungan.

Perencanaan Kota
Kota yang berwibawa setidaknya terlihat dengan nuansa penataan yang apik. Penataan ruang yang sesuai dengan peruntukkan harus menge-mukakan pengaruh lingkungan alam disamping penempatan zona ekonomi yang sesuai dengan tata letak kota.
Pada tahun 2014, Realisasi Jumlah Pembuatan Sertifikat Tanah Yang Diterbitkan Menurut Jenis dan Hak Tanah di Kota Medan adalah 12.762 untuk pembuatan Hak Milik, 1.366 untuk pembuatan Hak Guna Bangunan, 14 untuk pembuatan Hak Pakai dan 13.750 untuk pembuatan Sertifikat Hak tanggungan.

Penduduk
Pada tahun 2014, penduduk Kota Medan mencapai 2.191.140 jiwa. Dibanding hasil Proyeksi Penduduk 2014, terjadi pertambahan penduduk sebesar 55.624 jiwa (2,6%). Dengan luas wilayah mencapai 265,10 km², kepadatan penduduk mencapai 8.265 jiwa/km².

Ketenagakerjaan
Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan, sebanyak 150 pencari kerja pada tahun 2014 menyampaikan permohonan izin untuk menjadi tenaga kerja asing. Lapangan  usaha jasa kemasyarakatan, social dan perorangan merupakan yang paling diminat.
Jumlah pencari kerja secara keseluruhan sebesar 4.659 orang dengan status sudah dipenuhi sebesar 1.293 orang. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh para pencari kerja di Kota Medan paling banyak adalah Sarjana.

Pendidikan
Meningkatnya nilai IPM Kota Medan tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Medan. Dengan motto “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih cerah dari hari ini”Pemerintah Kota Medan menggandeng berbagai pihak untuk memberi sumbangsih nyata bagi pembangunan kota.
Hal ini, antara lain terlihat dari besarnya peranan pihak swasta didalam penyediaan fasilitas pendidikan dasar (SD) sebesar 449 unit dari 832. unit, pendidikan menengah pertama (SMP) sebanyak 308 unit dari 356 unit.
Jumlah taman kanak-kanak (TK) 321 unit, 21.602 murid, 1.842 guru dan rasio murid-guru 12%. Jumlah sekolah dasar (SD) 832  unit, 254.394  murid , 17.125 guru dan rasio murid-guru 15 %. Jumlah sekolah menengah pertama (SMP) 356 unit, 120.512 murid, 8.495 guru dan  rasio murid-guru 14%. Jumlah sekolah menengah atas (SMA) 209 unit, 71.267 murid, 6.097 guru dan rasio murid-guru 12%. Jumlah sekolah menengah kejuruan (SMK) 151 unit, 56.766 murid, 4.624 guru dan rasio murid-guru 12%.

Kesehatan
Banyaknya rumah sakit di kota Medan sebanyak 117 unit, posyandu 1.396 unit, dan  358 bidan.

Agama
banyaknya tempat peribadatan: Masjid 1.047 unit, Musholla 669 unit, Gereja 637 unit, Wihara 52 unit, Kuil 26 unit, dan Klenteng 6 unit.

Tanaman Pangan
Jumlah produksi pertanian menurut jenis tanaman: padi sawah dengan luas panenan 3.538 ha dan  jumlah produksi 17.760 ton, sayur-sayuran dengan luas panenan 1.121 ha dan jumlah produksi 10.481 ton, buah-buahan dengan luas panenan 1.615 ha dan jumlah produksi 5.376 ton.
Luas panen tanaman palawija berupa kacang hijau 25 ha dan  jumlah produksi 28 ton.

Pertamanan
Luas tanah pertamanan menurut jenisnya : lapangan olahraga 16,89 ha, taman 21,5 ha,  bundaran segitiga 2,5 ha,  dan jalan besar 12,6 ha. Terdapat 553.877 batang pohon penghijauan.

Peternakan
Populasi ternak besar menurut jenis ternak : babi 12.891 ekor, sapi ±2.876  ekor, kambing 7.213 ekor, dan  kerbau  66 ekor. Jumlah produksi daging menurut jenis ternak : babi 1.018.890 kg, sapi 3.440.463 kg, kambing 511.003 kg, dan kerbau  516.827 kg.
Populasi ternak unggas menurut jenis ternak : ayam ras  pedaging 44.366 ekor, ayam ras  petelur  88.501 ekor, dan ayam  kampung  201 .863 ekor. Produksi daging menurut jenis unggas : ayam  ras  pedaging 116.204 kg, ayam ras  petelur 804.526 kg, dan ayam kampung  210.611 kg. Produksi telur menurut jenis unggas : ayam ras  petelur 897.419 butir, dan ayam kampung  801.135 butir.

Industri
Perusahaan industri pengolahan dibagi dalam 4 golongan, seperti berikut :
1. Industri besar : tenaga kerja 100 orang atau lebih
2. Industri sedang : tenaga kerja 20-99 orang
3. Industri kecil : tenaga kerja 5-19 orang
4. Industri rumahtangga : tenaga kerja 1-4 orang
Di Kota Medan yang termasuk industri besar sedang terdapat sekitar 133 perusahaan  dengan tenaga kerja 33.497  orang.

Perdagangan
Di Kota Medan terdapat 53 pasar dengan  luas 170.587,67  m2 dan jumlah pedagang 20.144 orang.

Transportasi
Di Kota Medan sampai dengan keadaan akhir tahun 2014 tercatat panjang jalan yang ada 3.711,74 km. Sarana jalan yang ada pada tahun 2014 tercatat 3.162,61 km dalam kondisi baik, 177,49 km sedang dan 113,80 km rusak, sedangkan yang dalam kondisi rusak berat 38,69 km, dan yang tidak terperinci 219,15 km.

Perhotelan
Industri pariwisata tidak dapat berkembang baik jika tidak didukung oleh tersedianya fasilitas yang memadai, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dari segi kuantitatif terlihat bahwa sejalan dengan meningkatnya jumlah wisman yang berkunjung, maka jumlah akomodasi pun mengalami peningkatan. Tahun 2014 terdapat 195 hotel, yang terdiri dari 51 hotel berbintang dan 144 hotel melati (non bintang).

Pariwisata
Pengaruh yang kuat dari usaha nyata dan sistematis terhadap perkembangan pariwisata dapat dilihat dari perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Medan. Pada tahun 2014 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Medan melalui bandara Polonia berkisar 225.550 orang, sedangkan melalui pelabuhan laut Belawan 22.631 orang.
Bila dilihat pada variasi jumlah pengunjung ke Medan maka terlihat warga negara Malaysia masih merupakan pengunjung dominan dari setiap negara pengunjung, yaitu sebesar 143.926 orang.

Keuangan Daerah
Realisasi penerimaan rutin Kota Medan pada tahun 2014 tercatat sebesar 4.042.115.828 rupiah, yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 1.384.246.115, dana Perimbangan sebesar Rp 1.598.113.513, dan Pendapatan lain-lain yang sah sebesar Rp 1.059.756.20.
Adapun realisasi Pengeluaran Tidak Langsung pada tahun 2014 adalah Rp 1.702.053.189  dan pengeluaran langsung sebesar Rp 2.021.590.110.

Perbankan
Peran Bank dalam menunjang pertumbuhan ekonomi Kota Medan sangat penting artinya. Untuk mendukung program Pemerintah dan memperlancar bank yang ada di Kota Medan telah menyalurkan kredit yang cukup besar. Dimana sampai bulan Desember tahun 2014 posisi pinjaman menurut lapangan usaha sebesar Rp 73.984.761 juta, yang terdiri dari Rp 8.792.586 juta untuk lapangan usaha Pertanian, Rp 23.206.614 juta  untuk Industri, Rp 24.656.182 juta  untuk Perdagangan dan selebihnya untuk Pertambangan, Listrik, Gas dan air, Konstruksi, Angkutan, Jasa perusahaan, Jasa Sosial dan lapangan usaha lainnya.
Sedangkan posisi pinjaman perbankan yang telah disalurkan kepada bukan lapangan usaha pada tahun 2014 sebesar Rp 18.328.592 juta, yang terdiri dari Rp 7.101.780 juta untuk Rumah Tinggal, Rp 188.773 juta  untuk Flat dan Apartment, Rp 1.347.723 juta untuk Ruko dan Rukan, Rp 2.250.352 untuk Kendaraan Bermotor, dan selebihnya.
Jumlah dana yang terkumpul oleh bank dari masyarakat sampai bulan Desember tahun 2014 berjumlah Rp 130.842.104 juta, yang berasal dari Giro sebesar Rp 21.869.013 juta, Simpanan Berjangka sebesar Rp 5.915.210 juta, dan dari Tabungan sebesar Rp 43.057.882 juta.

Pendapatan Regional
Selama sepuluh tahun terakhir, banyak perubahan yang terjadi pada tatanan global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional yang berefek pada mekanisme pencatatan statistik nasional. Salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional adalah melakukan perubahan tahun dasar PDB Indonesia dari tahun 2000 ke 2010. Perubahan tahun dasar PDB dilakukan secara bersamaan dengan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi untuk menjaga konsistensi hasil penghitungan.
Melalui penghitungan PDRB dengan tahun dasar 2010, diketahui laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan pada tahun 2014 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun ini pertumbuhan ekonomi Kota Medan mencapai 6,05 persen, sedangkan tahun 2013 sebesar 5,36 persen. Hal ini disebabkan mayoritas lapangan usaha mengalami peningkatan pertumbuhan, yakni lapangan usaha Jasa Kesehatan dan lainnya, lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan  Minum , lapangan usaha Informasi dan Komunikasi; , lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, dan lapangan usaha Konstruksi.
Sektor yang mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi berasal dari sektor lapangan usaha Jasa Kesehatan yaitu sebesar 12,19 persen, diikuti lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 9,63 persen, lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 9,51 persen, lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 9,14 persen, lapangan usaha Konstruksi sebesar 8,95 persen, lapangan usaha Real Estate sebesar 8,64 persen, lapangan usaha Jasa Pendidikan sebesar 8,16 persen, lapangan usaha Jasa Lainnya sebesar 8,05 persen, lapangan usaha Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 7,37 persen, lapangan usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 6,67 persen, lapangan usaha Jasa Perusahaan sebesar 6,50 persen, lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 4,76 persen, lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 3,55 persen, lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas 2,75 persen, lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 1,57 persen, lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 5,02 persen, dan lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 13,31 persen.
Jika dilihat kontribusi masing-masing lapangan usaha pada tahun 2014 masih sangat dominan berasal dari Perdaganagn Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 24,73.

Kemiskinan
            Di Kota Medan terdapat 209.700 orang yang termasuk golongan miskin dan persentase  jumlah penduduk miskin di Kota Medan 9,64% dari jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara.




4.1.Tabel Produksi Sektor Industri di Kota Medan dan Provinsi Sumatera Utara
Dalam Tahun 2011-2013
No
Golongan Industri
MEDAN
SUMUT
MEDAN
SUMUT
MEDAN
SUMUT
2011
2012
2013
1
Industri makanan, minuman dan tembakau
29
460
31
457
30
413
2
Industri Tekstil, Pakaian jadi & kulit
13
45
13
44
12
44
3
Industri kayu, perabot rumah tangga
4
117
4
126
4
125
4
Industri kertas, percetakan dan penerbit
10
30
10
30
11
25
5
Industri kimia, batubara, karet dan plastik
32
189
32
195
32
190
6
Industri barang galian bukan logam kecuali minyak bumi dan batu bara
4
56
4
58
4
58
7
Industri logam dasar
6
12
6
14
6
14
8
Industri barang dari logam, mesin dan peralatannya
12
59
12
60
12
60
9
Industri pengelolaan lainnya
23
39
23
39
20
34

JUMLAH
133
1007
135
1023
131
963

Tabel PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga Konstan (Dalam Triliyun Rupiah)
Tahun
PDRB (HK)
2011
9509,14
2012
9025,73
2013
8510,81

Tabel PDRB Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan (Dalam Triliyu Rupiah)
Tahun
PDRB (HK)
2011
126587,62
2012
134461,05
2013
142537,12



4.2  Analisis Location Quotient (LQ)
Tabel Analisis  LQ Komoditi Unggulan Kota Medan Sektor Industri :
Jumlah Perusahaan Besar Dan Sedang Sektor Industri Kota Medan
Jumlah Perusahaan Besar Dan Sedang Sektor Industri Sumatera Utara

LQ
Golongan Industri
 PADA TAHUN (dalam unit)
2011
2012
2013
2011
2012
2013
2011
2012
2013
Industri makanan, minuman dan tembakau
29
31
30
460
457
413
0,839247
1,010554
1,216545
Industri Tekstil, Pakaian jadi & kulit
13
13
12
45
44
44
3,845748
4,401541
4,567574
Industri kayu, perabot rumah tangga
4
4
4
117
126
125
0,455118
0,472937
0,535928
Industri kertas, percetakan dan penerbit
10
10
11
30
30
25
4,437401
4,965842
7,369020
Industri kimia, batubara, karet dan plastic
32
32
32
189
195
90
2,253918
2,444722
2,820677

Industri barang galian bukan logam kecuali minyak bumi dan batu bara
4
4
4
56
58
58
0,950871
1,027415
1,155018
Industri logam dasar
6
6
6
12
14
14
6,656102
6,384654
7,177617
Industri barang dari logam, mesin dan peralatannya
12
12
12
59
60
60
2,707567
2,979505
3,349554
Industri pengelolaan lainnya
23
23
20
39
39
34
7,850787
8,785721
9,851631

Kota Medan merupakan daerah yang sangat produktif untuk sector industri, hal ini dapat kita lihat pada sector Industrinya. Pada tahun 2011 jumlah perusahaan berdasarkan perusahaan besar dan sedang dengan total 133 perusahaan. Dengan jumlah industri makanan, minuman dan tembakau sebanyak 29 unit, industri tekstil, pakaian jadi & kulit sebanyak 13 unit, industri kayu perabot rmah tangga sebanyak 4 unit, industri kertas, percetakan dan penerbit sebanyak 10 unit, industri kimia, barang dari bahan kimia, karet dan plastik sebanyak 32 unit, industri galian bukan logam sebanyak 4 unit, industri logam dasar sebanyak 6 unit, industri barang dari logam, mesin dan peralatannya sebanyak 12 unit, dan pengelolaan lainnya sebanyak 23 unit. Berdasarkan pada hitungan LQ di atas dapat kita artikan bahwa pada tahun 2011, dapat kita lihat potensi komoditi unggulan terdapat pada:
·  Pengelolaan lainnya                : 7,850787499
·  Logam dasar                           : 6,656102445
·  Kertas,barang dari kertas        : 4,43740163



Analisis Revealed Comparative Adventage (RCA)


No
Golongan Industri
MEDAN
SUMUT
MEDAN
SUMUT
MEDAN
SUMUT
RCA
2011
2012
2013
2011
2012
2013
1
Industri makanan, minuman dan tembakau
29
460
31
457
30
413
0,477329
0,514029
0,533981
2
Industri Tekstil, Pakaian jadi & kulit
13
45
13
44
12
44
2,187302
2,238889
2,004858
3
Industri kayu, perabot rumah tangga
4
117
4
126
4
125
0,258852
0,240564
0,235237
4
Industri kertas, percetakan dan penerbit
10
30
10
30
11
25
2,52381
2,525926
3,234504
5
Industri kimia, batubara, karet dan plastik
32
189
32
195
32
190
1,281935
1,243533
1,238088
6
Industri barang galian bukan logam kecuali minyak bumi dan batu bara
4
56
4
58
4
58
0,540816
0,522605
0,506976
7
Industri logam dasar
6
12
6
14
6
14
3,785714
3,247619
3,150491
8
Industri barang dari logam, mesin dan peralatannya
12
59
12
60
12
60
1,539952
1,515556
1,470229
9
Industri pengelolaan lainnya
23
39
23
39
20
34
4,465201
4,468946
4,324203

JUMLAH
133
1007
135
1023
131
963















Metode ini mampu melihat keunggulan ekspor komoditi kota Medan yang diperdagangkan ke luar negeri. Perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah perusahaan yang outputnya dapat di ekspor Kota Medan yang diekspor melalui pelabuhan dan jalur darat.
Syarat suatu komoditas ekspor memiliki kemampuan ‘revealed’ adalah saat nilai indeks RCA-nya lebih besar dari 1 (Indeks RCA>1).



4.3  Analisis Market Concentrate Industries (MCI)

No
Golongan Industri
RCA
MCI
2011
2012
2013
1
Industri makanan, minuman dan tembakau
0,477329
0,514029
0,533981
0,04
2
Industri Tekstil, Pakaian jadi & kulit
2,187302
2,238889
2,004858
0,07
3
Industri kayu, perabot rumah tangga
0,258852
0,240564
0,235237
0,03
4
Industri kertas, percetakan dan penerbit
2,52381
2,525926
3,234504
0,08
5
Industri kimia, batubara, karet dan plastik
1,281935
1,243533
1,238088
0,05
6
Industri barang galian bukan logam kecuali minyak bumi dan batu bara
0,540816
0,522605
0,506976
0,04
7
Industri logam dasar
3,785714
3,247619
3,150491
0,08
8
Industri barang dari logam, mesin dan peralatannya
1,539952
1,515556
1,470229
0,06
9
Industri pengelolaan lainnya
4,465201
4,468946
4,324203
0,1
JUMLAH
17,06091
16,51767
16,69857


Apabila komoditi tersebut unggul baik dari sisi RCA maupun MCI maka dapat kita simpulkan bahwa komoditi tersebut adalah. komoditi Good dan sebaliknya Nearly Good (jika unggul hanya pada salah satu).Di sinilah letak akhir sebuah komoditi unggulan, unggul dari ekspor juga unggul dari sebaran negara tujuan ekspor. Pada hasil Kota Medan ini kita membuat batasan bahwa, RCA>1.l dan MCI<0.1.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hitungan LQ di ata dapat kita artikan bahwa pada tahun 2013, dapat kita lihat potensi komoditi unggulan terdapat pada komoditi yang sebelumnya juga masih tetap pada komoditi tersebut untuk setiap tahunnya.
·  Pengelolaan lainnya                : 9,851631596
·  Logam dasar                           : 7,177617306
·  Kertas,barang dari kertas        : 7,369020434
Dan seperti kita lihat pada analisis komoditi unggulan untuk sektor Industri ini selalu mengalami peningkatan, artinya untuk komoditi unggulannya memang benar-benar diperhatikan, dikembangkan dan diperhitungkan keberadaannya sehingga perkembangannya pun selalu meningkat untuk setiap tahunnya.
Jika dilihat dari data yang telah dianalisis bahwa untuk tahun 2011 komoditi unggulan yang outputnya dilihat dari jumah perusahaannya yang dapat diekspor yaitu :
·         Pengelolaan lainnya                : 4,465201
·         Logam dasar                           : 3,785714
·         Kertas, percetakan & penerbit            : 2,52381
Dapat diketahui bahwa komoditi pada hasil output dari perusahaan tersebut dapat diekspor, misalnya pada pengelolaan lainnya sebanyak 4,465201. Dimana untuk memenuhi daerahnya sendiri hanya sebesar 1, sehingga output dari komoditi ini dapat diekpor ke luar. Begitu juga pada tahun 2012 masih tetap pada komoditi yang sama dengan tahun sebelumnya yaitu:
·         Pengelolaan lainnya                : 4,468946
·         Logam dasar                           : 3,247619
·         Kertas, percetakan & penerbit            : 2,525926
Untuk tahun berikutnya pada tahun 2013 juga demikian yaitu :
·         Pengelolaan lainnya                : 4,324203
·         Logam dasar                           : 3,150491
·         Kertas, percetakan & penerbit            : 3,234504
Meskipun untuk setiap tahunnya terjadi kenaikan dan penurunan dalam jumlah yang dapat diekspor namun komoditi ini harus tetap diperhatikan dan dikembangkan mengingat bahwa komoditi diatas secara berturut-turut selama 3 tahun belakangan tetap menjadi komoditi unggulan yang dapat diekpor keluar negeri atau daerah yang dapat dilihat dari jumlah perusahaannya untuk sektor Industri di Kota Medan.
Jadi berdasarkan analisis RCA dan MCI bahwa pada analisis RCA diatas komoditi pengelolaan lainnya, komoditi logam dasar, komoditi kertas, percetakan dan penerbit memang merupakan komoditi good karena RCA >1 dan MCI <0,1 yaitu :
·                     Pengelolaan lainnya                            : 0,1
·                     Logam dasar                                       : 0,08
·                     Kertas, percetakan dan penerbit         : 0,08
Berbeda dengan komoditi makanan, minuman dan tembakau yang merupakan nearly good yang RCA < 1 namun MCI < 1.

5.2 Saran
Komoditi-komoditi yang memiliki LQ sangat tinggi ini patut kita kembangkan dan kita perhitungkan untuk produktivitas sektor Industri yang membutuhkan tenaga kerja juga dan mengurangi pengangguran, hal ini dibandingkan dengan komoditi kertas, percetakan dan penerbit yang bukan merupakan basis ekonomic karena LQ < 1 yaitu sebesar 0,455118116 . Kemudian berdasarkan pada hitungan LQ di ata dapat kita artikan bahwa pada tahun 2012, dapat kita lihat potensi komoditi unggulan masih terdapat pada sektor komoditi yang sama dengan tahun sebelumnya.
·  Pengelolaan lainnya                : 8,785720635
·  Logam dasar                           : 6,384654126
·  Kertas,barang dari kertas        : 4,965842098
Komoditi unggulan ini dapat kita pertimbangkan menjadi sector yang unggul di daerah kota Medan atau bahkan menjadi spesialisasi tersendiri untuk sector Industri yang dapat dikembangkan dan diperhitungkan. Sehingga pemerintah daerah perlu campur tangan untuk menjaga komoditi ini agar tetap surplus dan menambah pemasukan daerah agar tetap berkembang sebagai sektor unggulan di Kota Medan.
Dari hasil perhitungan yang terdapat dalam tabel – tabel diatas, maka saran yang dapat penulis berikan yaitu dengan mengembangkan semaksimal mungkin sektor industri dengan subsektor logam dasar, kertas, percetakan, dan penerbit, serta pengelolaan lainnya di kota Medan.



DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku :
Yusuf, M. 2015. Ilmu Ekonomi Regional. Medan.

Sumber katalog :
Kota Medan Dalam Angka 2013.
Kota Medan Dalam Angka 2014.
Kota Medan Dalam Angka 2015.
Sumatera Utara Dalam Angka 2013.
Sumatera Utara Dalam Angka 2014.
Sumatera Utara Dalam Angka 2015.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar