Analisis Komoditas Unggulan Berdaya Saing
Di Kota Medan
Oleh
:
Kelompok 6
Pendidikan
Ekonomi
A
Reguler
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Analisis Komoditas Unggulan Berdaya Saing di Kota Medan”.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Muhammad Yusuf, M.Si sebagai
dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Pembelajaran yang
telah memberikan bimbingan dan arahannya selama perkuliahan maupun dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga dari kelompok penulis atas dukungan motivasi maupun materil sehingga penulis dapat
berkuliah dan menyelesaikan makalah ini.
Dan
tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelas Pendidikan
Ekonomi A Reguler Universitas Negeri Medan serta pihak - pihak yang telah
memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih terdapat kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
demi perbaikan makalah yang akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
Medan, Desember
2015
Penulis
(Kelompok 6)
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….3
1.1
Latar
Belakang Masalah……………………………………………..…………3
1.2
Tujuan Penelitian…………………………………………………………….....3
1.3
Manfaat Penelitian…………………………………………………………….....4
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………………………5
2.1
Komoditas
Unggulan……………………………………………………...……5
2.2
Revealed
Comparative Adventage (RCA)………………………………………6
2.3
Market Concentrate
Industries (MCI) ………………………………………7
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN…………………………………………………..8
3.1
Ruang Lingkup Penelitian …………………………………....………………..8
3.2
Teknik Pengumpulan Data……………………………………..…….…………8
3.3
Model Analisis………………………………………………....………………..8
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN………………………………………………..10
4.1
Profil Kota Medan…………………………………………………………….10
4.2
Analisis
Location Quotient (LQ)…...............………………………………….17
4.3
Analisis Revealed Comparative Adventage (RCA)…………...………………19
4.4
Analisis Market
Concentrate Industries (MCI)................…………………….20
BAB V
PENUTUP…………………………………………………………………..21
5.1
Kesimpulan……………………………………………………………….21
5.2
Saran……………………………………………………………………22
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………..23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Kota Medan adalah salah satu kota metropolitan di Indonesia
dan merupakan ibukota dari provinsi Sumatera Utara. Sebagai
sebuah kota, Medan mewadahi berbagai fungsi, yaitu, sebagai pusat
administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat
komunikasi, pusat akomodasi kepariwisataan, serta berbagai pusat perdagangan regional dan
internasional.
Kota Medan merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia, maka
seperti kota besar pada umumnya, Medan memiliki kawasan industri. Untuk
mengantisipasi perkembangan industri dan kebutuhan lokasi berusaha yang lebih
besar, pemerintah kota menyediakan Kawasan Industri Baru (KIB), yang terletak
di Kecamatan Medan Labuhan. Untuk kegiatan industri kecil pun tersedia Perkampungan Industri
Kecil (PIK) yang terletak di Kecamatan Medan Denai. Ada satu kawasan industri
di Medan yaitu Kawasan Industri Medan (KIM) dekat Pelabuhan Belawan. Kota Medan
dinilai sebagai kota yang aman untuk berinvestasi di Indonesia.
Seperti diketahui, dengan status Medan sebagai salah satu
kota terbesar di Indonesia maka wajar bila arahan pembangunan kota lebih
menitikberatkan pada sektor industri, apalagi dengan didukung oleh sarana dan
prasarana yang ada. Untuk
mengetahui bagaimana sector industry di kota Medan serta komoditas unggulan
dari kota Medan maka akan dibahas dalam
makalah (laporan penelitian) ini.
1.2
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari
diadakannya penelitian ini adalah:
1. Mengetahui profil kota Medan sampai pada tahun 2014.
2. Mengetahui komoditas unggulan dari sector industri di
kota Medan dengan menggunakan formula Location Quotient (LQ).
3. Mengetahui komoditas unggulan yang berdaya
saing dari sector
industri di kota Medan dengan menggunakan formula Market Concentrate Industries
(MCI).
4. Mengetahui komoditas ekspor dari sector industri di kota Medan
dengan menggunakan formula Revealed Comparative Adventage (RCA).
1.3
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari adanya kajian ini dapat diuraikan sebagai
berikut :
1.
Mengetahui komoditas unggulan di kota Medan.
2.
Memberikan masukan bagi
pengambil keputusan / kebijakan terkait produk unggulan kota Medan.
3.
Memberikan data dan
informasi tentang potensi produk unggulan kota Medan.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Komoditas Unggulan
Untuk
menentukan arah dan sasaran pembangunan yang ditetapkan berdasarkan tujuan
diperlukan kebijaksanaan semaksimal mungkin. Dalam hubungan itu, potensi daerah
merupakan dasar pertimbangan utama. Kecepatan dalam penyelesaian masalah yang
dihadapi setiap daerah dalam hubungan ini adalah provinsi sangat ditentukan
oleh potensi yang ada. Oleh karena potensi daerah sangat bervariasi, maka
permasalahan sudah tentu berbeda sehingga sasaran setiap daerah haruslah
berbeda pula. Banyak faktor yang menentukan seberapa jauh perbedaan potensi
masing-masing daerah, perbedaan akan ditentukan oleh sumber daya tersedia di
masing-masing daerah.
Cara
yang paling sederhana dalam ekonomi regional adalah dengan menggunakan
koefisien lokasi (location Quotient). Melalui koefisien lokasi diperoleh suatu
kesimpulan analisa bahwa daerah X lebih berpotensi untuk dikembangkan dari
daerah Y. Walaupun analisa melalui koefisien lokasi masih banyak mengandung
kelemahan, namun dengan melihat variabel utama sebagai pertimbangan cara ini
cukup memadai sebagai landasan mengatakan, mengapa daerah X yang dikembangkan
mengapa tidak daerah Y.
Apabila
angka koefisien lokasi diperoleh lebih besar dari satu berarti maka kegiatan
tersebut merupakan potensi pembangunan yang cukup untuk dikembangkan.
Sebaliknya apabila daerah kecil dari satu dianggap kurang berpotensi.
LQ
=
Keterangan:
LQ = Indeks mengukur spesialisasi suatu sektor
yri = Total nilai tambah sektor i di
kabupaten/kota
y r = Total nilai tambah kabupaten/kota
yni = Total nilai tambah sektor i di Provinsi
yn = Total nilai tambah di Provinsi
LQ merupakan indikator awal
untuk menentukan posisi surplus/deficit suatu daerah dalam hal konsumsi
tertentu. Angka LQ > 1 untuk sektor tertentu menunjukkan keadaan surplus,
yaitu proporsi sektor yang bersangkutan melebihi proporsi sektor yang sama di
nasional, atau menunjukkan keunggulan komperatif sektor tersebut.
Apabila kita
menggunakan data employment, maka formula LQ adalah :
LQ
=
Keterangan:
EiR = jumlah tenaga kerja pada sektor I di daerah R
ER = jumlah tenaga kerja di daerah R
ENi = jumlah tenaga pada sektor I di daerah
referensi N
EN = jumlah tenaga kerja di daerah referensi N
2.2
Revealed Comparative Advantage (RCA)
Revealed Compatative
Advantage (RCA) adalah angka yang menunjukkan tingkat keunggulan komparatif
suatu komoditas ekspor dari negara tertentu dibandingkan dengan konoditas yang
sama dari seluruh negara lainnya dunia. Angka RCA berkisar dari 0 sampai dengan
positif tak terhingga. Angka RCA yang kurang dari 1 berarti bahwa komoditas
ekspor tidak memiliki keunggulan komparatif. Angka RCA sama dengan 1
mengindikasikan bahwa komoditas ekspor memiliki keunggulan komparatif yang sama
dengan rata-rata semua negara didunia. Dengan angka RCA lebih besar dari 1
memiliki makna bahwa komoditas ekspor memiliki keunggulan komparatif yang lebih
tinggi dibandingkan dengan keunggulan komparatif negara-negara lainnya.
Rumus menghitung RCA adalah
:
RCA =
Keterangan:
XiN =
nilai ekspor komoditas i dari negara N
XN =
nilai ekspor semua komoditas dari negara N
XiW = nilai ekspor komoditas I dari
seluruh negara (dunia)
XN =
nilai eksopor semua komoditas dari seluruh negara (dunia)
2.3
Market
Concentrate Industries (MCI)
Angka Indeks Konsentrasi
Pasar (IKP) atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Market Concentrate Industries
(MCI) adalah sebuah ukuran untuk mengetahui derajat kestabilan penerimaan
ekspor suatu komoditas. Analisis ini mengukur besarnya dampak yang diakibatkan
oleh gangguan terhadap penerimaan ekspor. Suatu komoditas dianggap rentan jika
sangat tergantung atau terkonsentrasi kepada satu atau beberapa pasar tertentu,
karena dengan adanya gangguan yang relative kecil saja akan sangat mempengaruhi
volume maupun nilai ekspor.
IKP dirumuskan sebagai
berikut :
IKPi
=
2
Keterangan:
IKPi = indeks konsentrasi pasar komoditas
ke –i
Xij = ekspor komoditas i ke negara
tujuan j
Xi = total ekspor komoditas
Koefisien tertinggi yang
dapat dicapai adalah satu, berarti bahwa ekspor komoditas I hanya tertuju ke
satu negara tujuan. Semakin kecil nilai keofisien yang diperoleh, menunjukkan
semakin banyak negara tujuan ekspor komoditas tersebut, yang berarti semakin
baik. Angka terendah terjadi kalu pangsa pasar setiap negara tujuan persis
sama, sehingga angkanya 1 /
, dimana N adalah
banyaknya negara tujuan ekspor. Untuk kenyamanan dalam melakukan analisis,
biasanya angka koefisian dikalikan dengan 100.
Untuk melihat keunggulan DOB
maka dilakukan dengan pendekatan Loqation Quotion (LQ) untuk setiap sektor
ekonomi atau sub-sektor ekonomi. Dan untuk melihat dampak DOB terhadap
perekonomian daerah digunakan analisis regresi dengan variabel bebas investasi
pemerintah dan peningkatan investasi swasta, Dengan penggunakan persamaan
regresi diatas dapat digunakan peramalan prospek ekonomi DOB ke depan. Penggunaan
analisis ini dikaitkan dengan SWOT analisis untuk memperkuat dan mengeliminir
kelemahan-kelemahan dari model analisis jangka panjang akan yang digunakan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi komoditi unggulan serta untuk melihat sejauh
mana daya saing dari komoditi unggulan tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait berupa laporan tahunan dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara dan BPS Medan. Data penelitian ini merupakan data time series.
3.2 Teknik
Pengumpulan Data
Dalam
mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik studi pustaka untuk mencari
sumber dokumen.
3.3 Model
Analisis
Untuk melihat komoditi unggulan
kota Medan digunakan rumus Location Quotient (LQ) sebagai berikut :
LQ =
Keterangan:
LQ = Indeks mengukur spesialisasi suatu sektor
yri = Total nilai tambah sektor i di kabupaten/kota
y r = Total nilai tambah kabupaten/kota
yni = Total nilai tambah sektor i di Provinsi
yn = Total nilai tambah di Provinsi
Hasil perhitungan LQ menghasilkan tiga
(3) criteria yaitu :
1. LQ>1 : artinya komoditas itu
menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan komoditas memiliki keunggulan
memenuhi kebutuhan wilayah bersangkutan. Akan tetapi juga dapat diekspor ke
luar wilayah.
2. LQ=1 : Komoditas itu tergolong
non basis, tidak memiliki keunggulan komperatif. Produksinya hanya cukup untuk
memenuhi wilayah sendiri dan tidak mampu untuk diekspor.
3. LQ<1 : Artinya komoditas itu
juga termasuk non basis. Produksi komoditas disuatu wilayah tidak dapat
memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar daerah
untuk Komoditas tersebut.
Komoditas yang
menghasilkan LQ>1, maka komoditas tersebut akan sangat menguntungkan daerah
tersebut.karena semakin tinggi LQ di daerah tersebut maka akan semakin tinggi
pula potensi keunggulan komoditas tersebut di daerah itu.
Untuk
mengalisis
penguasaan pasar dari setiap komoditas
digunakan rumus :
IKPi
=
2
Keterangan:
IKPi = indeks konsentrasi pasar komoditas
ke –i
Xij = ekspor komoditas i ke negara
tujuan j
Xi = total ekspor komoditas
Sedangkan untuk melihat
komoditi unggulan yang berdaya saing maka digunakan formula :
RCA =
Keterangan:
XiN =
nilai ekspor komoditas i dari negara N
XN =
nilai ekspor semua komoditas dari negara N
XiW = nilai ekspor komoditas I dari
seluruh negara (dunia)
XN =
nilai eksopor semua komoditas dari seluruh negara (dunia)
BAB IV
ANALISIS
DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Kota Medan
Keadaan Geografi
Kota Medan terletak antara 3º.27’
- 3º.47’ Lintang Utara dan 98º.35’ - 98º.44’ Bujur Timur dengan ketinggian 2,5
– 37,5 meter di atas permukaan laut.
Kota Medan merupakan salah satu
dari 33 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10
km². Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang
berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara, selatan,
barat dan timur.
Kota Medan berbatasan dengan
Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara, Selatan, Barat dan Timur. Sebagian
besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat
pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.
Iklim
Kota Medan mempunyai iklim tropis
dengan suhu minimum menurut Stasiun BBMKG Wilayah I pada tahun 2014 yaitu 20,0 °C
dan suhu maksimum yaitu 35,2 °C serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya
yaitu 21,8 °C dan suhu maksimum yaitu 32,3 °C.
Kelembaban udara di wilayah
Kota Medan rata-rata 75 - 81%, dan kecepatan angin rata-rata sebesar 1,20
m/sec, sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 111,13 mm. Hari
hujan di Kota Medan pada tahun 2014 per bulan 14 hari dengan rata-rata curah
hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 170 mm.
Pemerintahan
Administrasi pemerintahan Kota
Medan yang dipimpin oleh seorang Walikota pada saat ini terdiri atas 21
kecamatan dengan 151 kelurahan yang terbagi dalam 2001 lingkungan.
Perencanaan Kota
Kota yang berwibawa setidaknya
terlihat dengan nuansa penataan yang apik. Penataan ruang yang sesuai dengan
peruntukkan harus menge-mukakan pengaruh lingkungan alam disamping penempatan
zona ekonomi yang sesuai dengan tata letak kota.
Pada tahun 2014, Realisasi Jumlah
Pembuatan Sertifikat Tanah Yang Diterbitkan Menurut Jenis dan Hak Tanah di Kota
Medan adalah 12.762 untuk pembuatan Hak Milik, 1.366 untuk pembuatan Hak Guna
Bangunan, 14 untuk pembuatan Hak Pakai dan 13.750 untuk pembuatan Sertifikat
Hak tanggungan.
Penduduk
Pada tahun 2014, penduduk Kota
Medan mencapai 2.191.140 jiwa. Dibanding hasil Proyeksi Penduduk 2014, terjadi
pertambahan penduduk sebesar 55.624 jiwa (2,6%). Dengan luas wilayah mencapai
265,10 km², kepadatan penduduk mencapai 8.265 jiwa/km².
Ketenagakerjaan
Berdasarkan data yang didapat
dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan, sebanyak 150 pencari kerja pada
tahun 2014 menyampaikan permohonan izin untuk menjadi tenaga kerja asing.
Lapangan usaha jasa kemasyarakatan, social dan perorangan
merupakan yang paling diminat.
Jumlah pencari kerja secara
keseluruhan sebesar 4.659 orang dengan status sudah dipenuhi sebesar 1.293
orang. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh para pencari kerja di Kota
Medan paling banyak adalah Sarjana.
Pendidikan
Meningkatnya nilai IPM Kota Medan
tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Medan. Dengan
motto “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih
cerah dari hari ini”Pemerintah Kota Medan menggandeng berbagai pihak untuk
memberi sumbangsih nyata bagi pembangunan kota.
Hal ini, antara lain terlihat
dari besarnya peranan pihak swasta didalam penyediaan fasilitas pendidikan
dasar (SD)
sebesar 449 unit
dari 832. unit, pendidikan menengah pertama (SMP)
sebanyak 308 unit
dari 356 unit.
Jumlah taman kanak-kanak
(TK) 321 unit, 21.602 murid, 1.842 guru dan rasio
murid-guru 12%. Jumlah sekolah dasar (SD) 832 unit, 254.394 murid , 17.125 guru dan rasio murid-guru 15 %. Jumlah sekolah menengah pertama (SMP) 356 unit, 120.512 murid, 8.495 guru dan rasio
murid-guru 14%. Jumlah sekolah
menengah atas (SMA) 209 unit, 71.267 murid,
6.097 guru dan rasio murid-guru
12%. Jumlah sekolah menengah kejuruan (SMK) 151 unit, 56.766 murid,
4.624 guru dan rasio murid-guru
12%.
Kesehatan
Banyaknya
rumah sakit di kota Medan sebanyak 117 unit, posyandu 1.396 unit, dan
358 bidan.
Agama
banyaknya tempat peribadatan:
Masjid 1.047 unit, Musholla 669 unit, Gereja 637 unit, Wihara 52 unit,
Kuil 26 unit, dan Klenteng 6 unit.
Tanaman Pangan
Jumlah produksi pertanian menurut
jenis tanaman: padi
sawah
dengan luas
panenan 3.538
ha dan jumlah produksi 17.760 ton,
sayur-sayuran dengan
luas panenan 1.121
ha dan jumlah
produksi 10.481
ton, buah-buahan
dengan luas panenan
1.615 ha
dan jumlah produksi
5.376
ton.
Luas panen tanaman palawija
berupa kacang hijau 25
ha dan jumlah produksi 28 ton.
Pertamanan
Luas tanah pertamanan menurut
jenisnya : lapangan
olahraga 16,89 ha, taman
21,5 ha, bundaran segitiga 2,5 ha, dan jalan besar 12,6 ha. Terdapat
553.877 batang
pohon penghijauan.
Peternakan
Populasi ternak besar menurut
jenis ternak : babi 12.891 ekor,
sapi ±2.876 ekor, kambing 7.213 ekor, dan
kerbau 66 ekor. Jumlah produksi daging menurut
jenis ternak : babi 1.018.890 kg, sapi 3.440.463 kg, kambing 511.003 kg,
dan kerbau 516.827 kg.
Populasi ternak unggas menurut
jenis ternak : ayam
ras pedaging 44.366 ekor, ayam
ras petelur 88.501 ekor, dan ayam kampung 201 .863 ekor. Produksi
daging menurut jenis unggas : ayam ras pedaging 116.204 kg,
ayam ras petelur
804.526 kg, dan ayam
kampung 210.611 kg. Produksi
telur menurut jenis unggas : ayam
ras petelur 897.419 butir, dan ayam
kampung 801.135 butir.
Industri
Perusahaan industri pengolahan
dibagi dalam 4 golongan, seperti berikut :
1. Industri besar : tenaga kerja
100 orang atau lebih
2. Industri sedang : tenaga kerja
20-99 orang
3. Industri kecil : tenaga kerja
5-19 orang
4. Industri rumahtangga : tenaga
kerja 1-4 orang
Di
Kota Medan
yang termasuk industri
besar sedang terdapat sekitar 133 perusahaan dengan tenaga kerja 33.497 orang.
Perdagangan
Di
Kota Medan
terdapat 53 pasar dengan luas
170.587,67 m2 dan jumlah pedagang 20.144
orang.
Transportasi
Di Kota Medan sampai dengan
keadaan akhir tahun 2014 tercatat panjang jalan yang ada 3.711,74 km. Sarana
jalan yang ada pada tahun 2014 tercatat 3.162,61 km dalam kondisi baik, 177,49
km sedang dan 113,80 km rusak, sedangkan yang dalam kondisi rusak berat 38,69
km, dan yang tidak terperinci 219,15 km.
Perhotelan
Industri pariwisata tidak dapat
berkembang baik jika tidak didukung oleh tersedianya fasilitas yang memadai,
baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dari segi kuantitatif terlihat bahwa
sejalan dengan meningkatnya jumlah wisman yang berkunjung, maka jumlah
akomodasi pun mengalami peningkatan. Tahun 2014 terdapat 195 hotel, yang
terdiri dari 51 hotel berbintang dan 144 hotel melati (non bintang).
Pariwisata
Pengaruh yang kuat dari usaha
nyata dan sistematis terhadap perkembangan pariwisata dapat dilihat dari
perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Medan. Pada tahun 2014 jumlah
wisatawan yang berkunjung ke Medan melalui bandara Polonia berkisar 225.550
orang, sedangkan melalui pelabuhan laut Belawan 22.631 orang.
Bila dilihat pada variasi jumlah pengunjung
ke Medan maka terlihat warga negara Malaysia masih merupakan pengunjung dominan
dari setiap negara pengunjung, yaitu sebesar 143.926 orang.
Keuangan
Daerah
Realisasi penerimaan rutin Kota
Medan pada tahun 2014 tercatat sebesar 4.042.115.828 rupiah, yang terdiri dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 1.384.246.115, dana Perimbangan
sebesar Rp 1.598.113.513,
dan Pendapatan lain-lain yang sah sebesar Rp 1.059.756.20.
Adapun realisasi Pengeluaran
Tidak Langsung pada tahun 2014 adalah Rp 1.702.053.189 dan pengeluaran langsung sebesar Rp
2.021.590.110.
Perbankan
Peran Bank dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi Kota Medan sangat penting artinya. Untuk mendukung program
Pemerintah dan memperlancar bank yang ada di Kota Medan telah menyalurkan
kredit yang cukup besar. Dimana sampai bulan Desember tahun 2014 posisi
pinjaman menurut lapangan usaha sebesar Rp 73.984.761 juta, yang terdiri dari Rp
8.792.586 juta untuk lapangan usaha Pertanian, Rp 23.206.614 juta untuk Industri, Rp 24.656.182 juta untuk Perdagangan dan selebihnya untuk
Pertambangan, Listrik, Gas dan air, Konstruksi, Angkutan, Jasa perusahaan, Jasa
Sosial dan lapangan usaha lainnya.
Sedangkan posisi pinjaman
perbankan yang telah disalurkan kepada bukan lapangan usaha pada tahun 2014
sebesar Rp 18.328.592 juta, yang terdiri dari Rp 7.101.780 juta untuk Rumah
Tinggal, Rp 188.773 juta untuk Flat dan
Apartment, Rp 1.347.723 juta untuk Ruko dan Rukan, Rp 2.250.352 untuk Kendaraan
Bermotor, dan selebihnya.
Jumlah dana yang terkumpul oleh
bank dari masyarakat sampai bulan Desember tahun 2014 berjumlah Rp 130.842.104
juta, yang berasal dari Giro sebesar Rp 21.869.013 juta, Simpanan Berjangka
sebesar Rp 5.915.210 juta, dan dari Tabungan sebesar Rp 43.057.882 juta.
Pendapatan Regional
Selama sepuluh tahun terakhir,
banyak perubahan yang terjadi pada tatanan global dan lokal yang sangat
berpengaruh terhadap perekonomian nasional yang berefek pada mekanisme
pencatatan statistik nasional. Salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik
nasional adalah melakukan perubahan tahun dasar PDB Indonesia dari tahun 2000
ke 2010. Perubahan tahun dasar PDB dilakukan secara bersamaan dengan
penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi untuk menjaga
konsistensi hasil penghitungan.
Melalui penghitungan PDRB dengan
tahun dasar 2010, diketahui laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan pada tahun 2014
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun ini
pertumbuhan ekonomi Kota Medan mencapai 6,05 persen, sedangkan tahun 2013
sebesar 5,36 persen. Hal ini disebabkan mayoritas lapangan usaha mengalami
peningkatan pertumbuhan, yakni lapangan usaha Jasa Kesehatan dan lainnya,
lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
, lapangan usaha Informasi dan Komunikasi; , lapangan usaha Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, dan lapangan usaha Konstruksi.
Sektor yang mengalami pertumbuhan
ekonomi tertinggi berasal dari sektor lapangan usaha Jasa Kesehatan yaitu
sebesar 12,19 persen, diikuti lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum sebesar 9,63 persen, lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 9,51
persen, lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor sebesar 9,14 persen, lapangan usaha Konstruksi sebesar 8,95 persen,
lapangan usaha Real Estate sebesar 8,64 persen, lapangan usaha Jasa Pendidikan
sebesar 8,16 persen, lapangan usaha Jasa Lainnya sebesar 8,05 persen, lapangan
usaha Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 7,37
persen, lapangan usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
sebesar 6,67 persen, lapangan usaha Jasa Perusahaan sebesar 6,50 persen,
lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 4,76 persen, lapangan usaha
Industri Pengolahan sebesar 3,55 persen, lapangan usaha Pengadaan Listrik dan
Gas 2,75 persen, lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar
1,57 persen, lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 5,02 persen,
dan lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 13,31 persen.
Jika dilihat kontribusi
masing-masing lapangan usaha pada tahun 2014 masih sangat dominan berasal dari
Perdaganagn Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 24,73.
Kemiskinan
Di Kota Medan terdapat 209.700 orang
yang termasuk golongan miskin dan persentase
jumlah penduduk miskin di Kota Medan 9,64% dari jumlah penduduk miskin
di Sumatera Utara.
4.1.Tabel Produksi Sektor Industri di Kota Medan dan
Provinsi Sumatera Utara
Dalam
Tahun 2011-2013
No
|
Golongan Industri
|
MEDAN
|
SUMUT
|
MEDAN
|
SUMUT
|
MEDAN
|
SUMUT
|
|
2011
|
2012
|
2013
|
||||||
1
|
Industri makanan,
minuman dan tembakau
|
29
|
460
|
31
|
457
|
30
|
413
|
|
2
|
Industri Tekstil,
Pakaian jadi & kulit
|
13
|
45
|
13
|
44
|
12
|
44
|
|
3
|
Industri kayu,
perabot rumah tangga
|
4
|
117
|
4
|
126
|
4
|
125
|
|
4
|
Industri kertas,
percetakan dan penerbit
|
10
|
30
|
10
|
30
|
11
|
25
|
|
5
|
Industri kimia,
batubara, karet dan plastik
|
32
|
189
|
32
|
195
|
32
|
190
|
|
6
|
Industri barang
galian bukan logam kecuali minyak bumi dan batu bara
|
4
|
56
|
4
|
58
|
4
|
58
|
|
7
|
Industri logam dasar
|
6
|
12
|
6
|
14
|
6
|
14
|
|
8
|
Industri barang dari
logam, mesin dan peralatannya
|
12
|
59
|
12
|
60
|
12
|
60
|
|
9
|
Industri pengelolaan
lainnya
|
23
|
39
|
23
|
39
|
20
|
34
|
|
JUMLAH
|
133
|
1007
|
135
|
1023
|
131
|
963
|
Tabel PDRB
Kota Medan Atas Dasar Harga Konstan (Dalam Triliyun Rupiah)
Tahun
|
PDRB (HK)
|
2011
|
9509,14
|
2012
|
9025,73
|
2013
|
8510,81
|
Tabel PDRB
Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan (Dalam Triliyu Rupiah)
Tahun
|
PDRB (HK)
|
2011
|
126587,62
|
2012
|
134461,05
|
2013
|
142537,12
|
4.2 Analisis
Location Quotient (LQ)
Tabel Analisis LQ Komoditi Unggulan Kota Medan Sektor
Industri :
Jumlah Perusahaan Besar Dan Sedang Sektor Industri Kota
Medan
|
Jumlah Perusahaan Besar Dan Sedang
Sektor Industri
Sumatera Utara
|
LQ
|
|||||||
Golongan Industri
|
PADA TAHUN (dalam unit)
|
||||||||
2011
|
2012
|
2013
|
2011
|
2012
|
2013
|
2011
|
2012
|
2013
|
|
Industri makanan,
minuman dan tembakau
|
29
|
31
|
30
|
460
|
457
|
413
|
0,839247
|
1,010554
|
1,216545
|
Industri Tekstil,
Pakaian jadi & kulit
|
13
|
13
|
12
|
45
|
44
|
44
|
3,845748
|
4,401541
|
4,567574
|
Industri kayu,
perabot rumah tangga
|
4
|
4
|
4
|
117
|
126
|
125
|
0,455118
|
0,472937
|
0,535928
|
Industri kertas,
percetakan dan penerbit
|
10
|
10
|
11
|
30
|
30
|
25
|
4,437401
|
4,965842
|
7,369020
|
Industri kimia,
batubara, karet dan plastic
|
32
|
32
|
32
|
189
|
195
|
90
|
2,253918
|
2,444722
|
2,820677
|
Industri barang galian
bukan logam kecuali minyak bumi dan batu bara
|
4
|
4
|
4
|
56
|
58
|
58
|
0,950871
|
1,027415
|
1,155018
|
Industri logam dasar
|
6
|
6
|
6
|
12
|
14
|
14
|
6,656102
|
6,384654
|
7,177617
|
Industri barang dari
logam, mesin dan peralatannya
|
12
|
12
|
12
|
59
|
60
|
60
|
2,707567
|
2,979505
|
3,349554
|
Industri pengelolaan
lainnya
|
23
|
23
|
20
|
39
|
39
|
34
|
7,850787
|
8,785721
|
9,851631
|
Kota Medan merupakan daerah yang sangat
produktif untuk sector industri, hal ini dapat kita lihat pada sector
Industrinya. Pada tahun 2011 jumlah perusahaan berdasarkan perusahaan besar dan
sedang dengan total 133 perusahaan. Dengan jumlah industri makanan, minuman dan
tembakau sebanyak 29 unit, industri tekstil, pakaian jadi & kulit sebanyak
13 unit, industri kayu perabot rmah tangga sebanyak 4 unit, industri kertas,
percetakan dan penerbit sebanyak 10 unit, industri kimia, barang dari bahan
kimia, karet dan plastik sebanyak 32 unit, industri galian bukan logam sebanyak
4 unit, industri logam dasar sebanyak 6 unit, industri barang dari logam, mesin
dan peralatannya sebanyak 12 unit, dan pengelolaan lainnya sebanyak 23 unit.
Berdasarkan pada hitungan LQ di atas dapat kita artikan bahwa pada tahun 2011,
dapat kita lihat potensi komoditi unggulan terdapat pada:
·
Pengelolaan lainnya :
7,850787499
·
Logam dasar :
6,656102445
·
Kertas,barang dari kertas :
4,43740163
Analisis Revealed Comparative Adventage (RCA)
No
|
Golongan Industri
|
MEDAN
|
SUMUT
|
MEDAN
|
SUMUT
|
MEDAN
|
SUMUT
|
RCA
|
|||
2011
|
2012
|
2013
|
2011
|
2012
|
2013
|
||||||
1
|
Industri makanan, minuman dan tembakau
|
29
|
460
|
31
|
457
|
30
|
413
|
0,477329
|
0,514029
|
0,533981
|
|
2
|
Industri Tekstil, Pakaian jadi &
kulit
|
13
|
45
|
13
|
44
|
12
|
44
|
2,187302
|
2,238889
|
2,004858
|
|
3
|
Industri kayu, perabot rumah tangga
|
4
|
117
|
4
|
126
|
4
|
125
|
0,258852
|
0,240564
|
0,235237
|
|
4
|
Industri kertas, percetakan dan penerbit
|
10
|
30
|
10
|
30
|
11
|
25
|
2,52381
|
2,525926
|
3,234504
|
|
5
|
Industri kimia, batubara, karet dan
plastik
|
32
|
189
|
32
|
195
|
32
|
190
|
1,281935
|
1,243533
|
1,238088
|
|
6
|
Industri barang galian bukan logam
kecuali minyak bumi dan batu bara
|
4
|
56
|
4
|
58
|
4
|
58
|
0,540816
|
0,522605
|
0,506976
|
|
7
|
Industri logam dasar
|
6
|
12
|
6
|
14
|
6
|
14
|
3,785714
|
3,247619
|
3,150491
|
|
8
|
Industri barang dari logam, mesin dan
peralatannya
|
12
|
59
|
12
|
60
|
12
|
60
|
1,539952
|
1,515556
|
1,470229
|
|
9
|
Industri pengelolaan lainnya
|
23
|
39
|
23
|
39
|
20
|
34
|
4,465201
|
4,468946
|
4,324203
|
|
JUMLAH
|
133
|
1007
|
135
|
1023
|
131
|
963
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Metode ini mampu melihat keunggulan ekspor komoditi kota
Medan yang diperdagangkan ke luar negeri. Perhitungannya dilakukan berdasarkan
jumlah perusahaan yang outputnya dapat di ekspor Kota Medan yang diekspor
melalui pelabuhan dan jalur darat.
Syarat suatu komoditas ekspor memiliki kemampuan ‘revealed’
adalah saat nilai indeks RCA-nya lebih besar dari 1 (Indeks RCA>1).
4.3 Analisis Market Concentrate
Industries (MCI)
No
|
Golongan
Industri
|
RCA
|
MCI
|
||
2011
|
2012
|
2013
|
|||
1
|
Industri
makanan, minuman dan tembakau
|
0,477329
|
0,514029
|
0,533981
|
0,04
|
2
|
Industri
Tekstil, Pakaian jadi & kulit
|
2,187302
|
2,238889
|
2,004858
|
0,07
|
3
|
Industri
kayu, perabot rumah tangga
|
0,258852
|
0,240564
|
0,235237
|
0,03
|
4
|
Industri
kertas, percetakan dan penerbit
|
2,52381
|
2,525926
|
3,234504
|
0,08
|
5
|
Industri
kimia, batubara, karet dan plastik
|
1,281935
|
1,243533
|
1,238088
|
0,05
|
6
|
Industri
barang galian bukan logam kecuali minyak bumi dan batu bara
|
0,540816
|
0,522605
|
0,506976
|
0,04
|
7
|
Industri
logam dasar
|
3,785714
|
3,247619
|
3,150491
|
0,08
|
8
|
Industri
barang dari logam, mesin dan peralatannya
|
1,539952
|
1,515556
|
1,470229
|
0,06
|
9
|
Industri
pengelolaan lainnya
|
4,465201
|
4,468946
|
4,324203
|
0,1
|
JUMLAH
|
17,06091
|
16,51767
|
16,69857
|
|
Apabila komoditi tersebut unggul baik
dari sisi RCA maupun MCI maka dapat kita simpulkan bahwa komoditi tersebut
adalah. komoditi Good dan sebaliknya Nearly Good (jika unggul hanya pada salah
satu).Di sinilah letak akhir sebuah komoditi unggulan, unggul dari ekspor juga
unggul dari sebaran negara tujuan ekspor. Pada hasil Kota Medan ini
kita membuat batasan bahwa, RCA>1.l dan MCI<0.1.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hitungan
LQ di ata dapat kita artikan bahwa pada tahun 2013, dapat kita lihat potensi
komoditi unggulan terdapat pada komoditi yang sebelumnya juga masih tetap pada
komoditi tersebut untuk setiap tahunnya.
·
Pengelolaan lainnya :
9,851631596
·
Logam dasar :
7,177617306
·
Kertas,barang dari kertas :
7,369020434
Dan seperti kita lihat
pada analisis komoditi unggulan untuk sektor Industri ini selalu mengalami
peningkatan, artinya untuk komoditi unggulannya memang benar-benar
diperhatikan, dikembangkan dan diperhitungkan keberadaannya sehingga
perkembangannya pun selalu meningkat untuk setiap tahunnya.
Jika dilihat dari data yang telah
dianalisis bahwa untuk tahun 2011 komoditi unggulan yang outputnya dilihat dari
jumah perusahaannya yang dapat diekspor yaitu :
·
Pengelolaan lainnya :
4,465201
·
Logam dasar :
3,785714
·
Kertas, percetakan & penerbit : 2,52381
Dapat diketahui bahwa komoditi pada hasil output dari
perusahaan tersebut dapat diekspor, misalnya pada pengelolaan lainnya sebanyak
4,465201. Dimana untuk memenuhi daerahnya sendiri hanya sebesar 1, sehingga output
dari komoditi ini dapat diekpor ke luar. Begitu juga pada tahun 2012 masih
tetap pada komoditi yang sama dengan tahun sebelumnya yaitu:
·
Pengelolaan lainnya :
4,468946
·
Logam dasar :
3,247619
·
Kertas, percetakan & penerbit : 2,525926
Untuk tahun berikutnya pada tahun 2013 juga demikian yaitu :
·
Pengelolaan lainnya :
4,324203
·
Logam dasar :
3,150491
·
Kertas, percetakan & penerbit : 3,234504
Meskipun untuk setiap tahunnya terjadi
kenaikan dan penurunan dalam jumlah yang dapat diekspor namun komoditi ini
harus tetap diperhatikan dan dikembangkan mengingat bahwa komoditi diatas
secara berturut-turut selama 3 tahun belakangan tetap menjadi komoditi unggulan
yang dapat diekpor keluar negeri atau daerah yang dapat dilihat dari jumlah
perusahaannya untuk sektor Industri di Kota Medan.
Jadi berdasarkan analisis RCA dan MCI
bahwa pada analisis RCA diatas komoditi pengelolaan lainnya, komoditi logam
dasar, komoditi kertas, percetakan dan penerbit memang merupakan komoditi good
karena RCA >1 dan MCI <0,1 yaitu :
·
Pengelolaan lainnya :
0,1
·
Logam dasar :
0,08
·
Kertas, percetakan dan penerbit :
0,08
Berbeda dengan komoditi makanan, minuman dan
tembakau yang merupakan nearly good yang RCA < 1 namun MCI < 1.
5.2 Saran
Komoditi-komoditi yang
memiliki LQ sangat tinggi ini patut kita kembangkan dan kita perhitungkan untuk
produktivitas sektor Industri yang membutuhkan tenaga kerja juga dan mengurangi
pengangguran, hal ini dibandingkan dengan komoditi kertas, percetakan dan
penerbit yang bukan merupakan basis ekonomic karena LQ < 1 yaitu sebesar
0,455118116 . Kemudian berdasarkan pada hitungan LQ di ata dapat kita artikan
bahwa pada tahun 2012, dapat kita lihat potensi komoditi unggulan masih
terdapat pada sektor komoditi yang sama dengan tahun sebelumnya.
·
Pengelolaan lainnya :
8,785720635
·
Logam dasar :
6,384654126
·
Kertas,barang dari kertas :
4,965842098
Komoditi unggulan ini dapat
kita pertimbangkan menjadi sector yang unggul di daerah kota Medan atau bahkan
menjadi spesialisasi tersendiri untuk sector Industri yang dapat dikembangkan
dan diperhitungkan. Sehingga pemerintah daerah perlu campur tangan untuk
menjaga komoditi ini agar tetap surplus dan menambah pemasukan daerah agar
tetap berkembang sebagai sektor unggulan di Kota Medan.
Dari hasil perhitungan yang
terdapat dalam tabel – tabel diatas, maka saran yang dapat penulis berikan
yaitu dengan mengembangkan semaksimal mungkin sektor industri dengan subsektor
logam dasar, kertas, percetakan, dan penerbit, serta pengelolaan lainnya di
kota Medan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku
:
Yusuf, M. 2015. Ilmu Ekonomi Regional. Medan.
Sumber katalog
:
Kota Medan Dalam Angka 2013.
Kota Medan Dalam Angka 2014.
Kota Medan Dalam Angka 2015.
Sumatera Utara Dalam Angka 2013.
Sumatera Utara Dalam Angka 2014.
Sumatera Utara Dalam Angka 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar